“Sayangnya, belum ada objeknya,” kata Gieta saat kami
berjalan menuju tempat parkir. Kami sedang berbicara soal cinta.
Akhir-akhir ini, cinta menjadi topik paling hangat. Entah,
hanya dalam dunia saya atau dunia kita semua. Remaja yang sudah menuju dewasa. Bukan
hanya di dunia maya, di dunia nyata pun cinta merupakan obrolan hangat di
kantin tiap makan siang. Galau.
Gieta sedang galau karena tidak ada yang digalaukannya. Jomblo
begitu bahasa gaulnya. Cintanya tidak punya objek. Padahal cinta perlu objek
karena ia merupakan kata kerja transitif.
Aku cinta kamu. Kamu siapa? Seorang laki-laki baik hati? Seorang
perempuan seksi? Tuhan? Muhammad? Atau siapa? Nah, menemukan nama pengganti “kamu”
inilah yang sulit. Yang membuat linimasa twitter ramai. Yang membuat orang
seperti Arief Muhammad (@poconggg) dan Raditya Dika laku, penggalauan massal
kata mereka, amat digemari.
Jika kemudian kita memilih pengganti “kamu” adalah jodoh. Maka
ia bukan sekedar pelengkap kalimat kita agar lengkap sesuai kaidah
subyek-predikat-objek. Lebih jauh ia adalah orang yang akan melengkapi hidup
hingga puluhan tahun mendatang.
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir dan berkenan membaca hingga sini. Silakan tinggalkan komentar :)