Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

Aku Tidak Tahu

Aku tidak tahu bagaimana rasanya menjadi wanita yang menunggu dari pagi hingga malam sekedar untuk melihat anak gadisnya pulang. Aku tidak tahu bagaimana rasanya punya anak gadis yang pukul sembilan malam belum di rumah. Aku tidak tahu bagaimana cemasnya samapi harus menelpon berkali-kali. Dan menjadi menyebalkan (jika tak mau dibilang mengganggu).

Transitif

“Sayangnya, belum ada objeknya,” kata Gieta saat kami berjalan menuju tempat parkir. Kami sedang berbicara soal cinta. Akhir-akhir ini, cinta menjadi topik paling hangat. Entah, hanya dalam dunia saya atau dunia kita semua. Remaja yang sudah menuju dewasa. Bukan hanya di dunia maya, di dunia nyata pun cinta merupakan obrolan hangat di kantin tiap makan siang. Galau. Gieta sedang galau karena tidak ada yang digalaukannya. Jomblo begitu bahasa gaulnya. Cintanya tidak punya objek. Padahal cinta perlu objek karena ia merupakan kata kerja transitif. Aku cinta kamu. Kamu siapa? Seorang laki-laki baik hati? Seorang perempuan seksi? Tuhan? Muhammad? Atau siapa? Nah, menemukan nama pengganti “kamu” inilah yang sulit. Yang membuat linimasa twitter ramai. Yang membuat orang seperti Arief Muhammad (@poconggg) dan Raditya Dika laku, penggalauan massal kata mereka, amat digemari. Jika kemudian kita memilih pengganti “kamu” adalah jodoh. Maka ia bukan sekedar pelengkap kalimat kita

Kendaraan Padat, Parkir Illegal Marak

“Kendaraan di Jogja sangat banyak sehingga sulit mencari tempat parkir,” keluh Sri Mulyani, mahasisiwa Manajemen Kebijakan Publik   2010, UGM. Ia menyatakan kebutuhan parkir memang penting. Untuk memenuhi kebutuhan ini pemerintah menggunakan dua cara   pengelolaan, Tempat Parkir Khusus (TKP) dan Tepi Jalan Umum (TJU). TKP misalnya tempat parkir di rumah sakit. Sementara, TJU tempat parkir di bahu jalan. Meskipun begitu, masih terdapat tempat parkir juga juru parkir ilegal.   Legalitas ini dinilai dari keberadaan surat izin dari pemerintah. Akan tetapi,   keberadaan parkir illegal ini dapat dipandang dari dua sisi, sebagai potensi parkir baru atau pelanggaran.   Dikategorikan sebagai potensi parkir baru jika memenuhi standar, misalnya tidak berada terlalu dekat dengan persimpangan. “Sayangnya, parkir illegal lebih sering ditemukan sebagai pelanggaran ,” keluh Tri. [Linggar Arum Sarasati] *terbit dalam Majalah Balairung edisi 45, Temuan BPK di UGM: Kejujuran dalam Pertaruhan

Menguak Kehidupan Antropolog

Siang itu (6/12) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) tampak ramai. Di deretan bangku berwarna coklat mahasiswa terlihat mengunjungi pameran buku.  Melangkahkan kaki lebih jauh, di plasa R.M. Margono Djojohadikusumo terlihat berjajar beberapa papan beralas kain hitam. Foto-foto dan lima buah lukisan krayon terpajang melingkar di selasar tersebut. Suasana tenang menemani pengunjung menikmati pameran foto yang digelar sebagai salah saturangkaian acara Dies Natalis Antropologi. Pameran foto yang berlangsung dari tanggal 5 hingga 10 Desember diadakan oleh mahasiswa Antropologi dengan mengangkat tema “Di Balik Layar sang Antropolog”.

Minim Pengawasan, Buku Lama Terabaikan

Jumat (24/8) lalu, tulisan Tia Pamungkas di grup facebook Kunci Cultural Studies   dibanjiri komentar.  Dosen Sosiologi UGM itu mengutip artikel di  blog  Tarli Nugroho soal penemuan beberapa buku tua di rumah karyawan peleburan kertas.  Di antaranya terdapat dua buku berstempel Perpustakaan UGM, yakni  Het Adatrecht van Nederlandsch-Indie  karya Van Vollenhoven mengenai hukum adat dan disertasi Masri Singarimbun tentang Batak Karo. Melihat fakta tersebut, muncul pertanyaan besar, mengapa Perpustakaan UGM menyingkirkan koleksi buku-buku lama?

TPF Buka Suara Kasus Joki

Proses penyelidikan kasus perjokian di Fakultas Kedokteran (FK) UGM hingga kini masih berlangsung. Kasus ini terjadi pada hari pertama ujian masuk S-1 Internasional FK UGM, Jumat (13/7). Polres Sleman yang menangani kasus ini telah menetapkan satu tersangka yaitu IS dan 52 peserta ujian yang diketahui menggunakan jasa joki. Hingga kini, Polres Sleman terus melakukan pengembangan kasus untuk mengungkap keterlibatan IS. Sementara, Tim Pencari Fakta (TPF) yang dibentuk oleh UGM telah berhasil mengungkap sejumlah fakta terkait dengan masalah ini.

Sambut Pilrek, BEM se-UGM Tuntut Keterbukaan

Agenda besar Pemilihan Rektor (Pilrek) UGM 2012 akan segera digelar. Pemilihan rektor direncanakan sekitar akhir April 2012. Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa UGM (BEM KM UGM) berupaya agar pelaksanaan Pilrek periode 2012-2017 berjalan terbuka, “Kami ingin mahasiswa tahu mekanisme pemilihan rektor. Jangan sampai tiba-tiba saja terpilih rektor yang baru,” ungkap Giovanni Van Empel, Presiden Mahasiswa UGM.

Langkah Awal Konsolidasi BEM se-UGM

Bertempat di University Club (UC) UGM, beberapa ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Se-UGM duduk bersama untuk membahas nasib gerakan organisasi mahasiswa UGM selama satu tahun ke depan. Minggu (1/4) siang itu, mereka datang atas undangan BEM Keluarga Mahasiswa (BEM KM) sebagai wujud pelaksanaan Forum Konsolidasi Ketua Lembaga Se-UGM. Selain membahas nasib gerakan organisasi mahasiswa, forum ini juga bertujuan menentukan sikap BEM Se-UGM terhadap isu-isu nasional saat ini. Dari delapan belas fakultas yang ada di UGM, lima belas perwakilan fakultas hadir dalam lokakarya tersebut—di luar Fakultas Psikologi, Fakultas Kedokteran Hewan, dan Fakultas Filsafat.

Mahasiswa Vokasi Kembali Menanti

Aksi mahasiswa Sekolah Vokasi (SV) UGM terkait tuntutan dibukanya program alih jenis kembali terjadi. Ini merupakan lanjutan dari aksi yang sebelumnya telah dilakukan pada Desember 2011. Jumat (13/1) pagi, puluhan mahasiswa kembali mendatangi Kantor Pusat untuk mengawal rapat pleno oleh para petinggi universitas.  Mereka berharap hasil rapat tersebut bisa membuahkan keputusan yang memuaskan terkait tuntutan sebelumnya. Massa berkumpul di Bunderan UGM, diteruskan dengan  long march  menuju Kantor Pusat. Sekitar pukul 09.30 para mahasiswa telah sampai di gedung pusat, sementara itu di Balai Senat rapat telah dimulai.

Dari Yogya Untuk Palestina

Gelanggang Mahasiswa, Jumat (30/3) ramai oleh aktivis dakwah kampus.  Hall  Gelanggang dipenuhi bendera Palestina yang berkibar di setiap sudut. Sebuah spanduk bertuliskan Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) bersama  Jamaah Shalahuddin (JS) mendukung  Global March to Jerussalam  (GMJ). Selembar kain hitam terlihat dibentangkan di tengah  hall  sebagai pembatas tempat duduk perempuan dan laki-laki. Suara takbir bergemuruh.

May Day: Buruh Berhak Sejahtera

“Kalau tidak begini kami tidak akan didengar, pemerintah sudah kalah sama uang,” seru Wajuki, salah seorang buruh. Ratusan buruh di Yogyakarta memperingati Hari Buruh sedunia pada Selasa (1/5) siang. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Hari Buruh diwarnai dengan unjuk rasa menuntut kesejahteraan. Kali ini massa yang tergabung dari berbagai serikat buruh seperti Aliansi Buruh Yogyakarta(ABY), Aliansi Rakyat Yogyakarta (ARY), dan beberapa aliansi buruh lainnya melakukan orasi di Titik Nol Kilometer. Selain itu, elemen masyarakat yang terdiri dari petani, buruh gendong bahkan jurnalis dan mahasiswa turut meramaikan aksi ini.

Aksi Kecam Pemikiran Irshad Manji

Aksi menolak kedatangan Irshad Manji di Jakarta dan Solo juga terjadi di Yogyakarta. Rabu (9/5) pagi massa yang tergabung dalam Aliansi Gerakan Jogja Peduli Moral Bangsa (AGJPMB), yang terdiri dari Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus, Jama’ah Shalahuddin, SKI se-UGM, KAMMI, #IndonesiatanpaJIL, PII, dan Jarmusda. Massa menyampaikan orasinya di depan Gedung Sekolah Pasca Sarjana  UGM. “Tolak Pemikiran Feminis Liberal” terpampang dalam papan-papan tuntutan mereka. Atas nama jihad, mereka menolak pemikiran feminis liberal ala Irshad Manji. Secara bergantian perwakilan dari masing-masing elemen memimpin orasi.

Rektor Baru, Optimisme Baru

Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) XXV kembali digelar di kampus UMY pada 9-12 Juli. Dalam Pimnas kali ini, UGM mengirimkan 27 tim yang mewakili tiap kategori PKM  kecuali PKM-GT. Berbeda dengan Pimnas dua tahun sebelumnya, UGM tidak mampu membawa pulang medali emas  dan harus puas duduk di peringkat sembilan. Pimnas sendiri merupakan acara puncak tahunan dari kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang terdiri dari PKM-Teknologi (PKM-T), PKM-Penelitian (PKM-P), PKM-Pengabdian Masyarakat (PKM-M), PKM- Kewirausahaan (PKM-K), PKM-Karya Cipta (PKM-KC), PKM-Artikel Ilmiah (PKM-AI), dan PKM-Gagasan Tertulis (PKM-GT).

Kalah di Pimnas, UGM Berbenah

Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) XXV kembali digelar di kampus UMY pada 9-12 Juli. Dalam Pimnas kali ini, UGM mengirimkan 27 tim yang mewakili tiap kategori PKM  kecuali PKM-GT. Berbeda dengan Pimnas dua tahun sebelumnya, UGM tidak mampu membawa pulang medali emas  dan harus puas duduk di peringkat sembilan. Pimnas sendiri merupakan acara puncak tahunan dari kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang terdiri dari PKM-Teknologi (PKM-T), PKM-Penelitian (PKM-P), PKM-Pengabdian Masyarakat (PKM-M), PKM- Kewirausahaan (PKM-K), PKM-Karya Cipta (PKM-KC), PKM-Artikel Ilmiah (PKM-AI), dan PKM-Gagasan Tertulis (PKM-GT).

Mahasiswa: Status Baru, Tantangan Baru

Kehidupan baru telah menyapa mahasiswa Universitas Gadjah Mada angkatan 2012. Status siswa yang sudah 12 tahun melekat, ditanggalkan. Kini mereka memasuki kehidupan baru sebagai mahasiswa.  Rasa bahagia dan bangga melekat di hati mereka. “Senang dan bangga masuk UGM,” ungkap Ridho Nurwantoro, mahasiswa Jurusan Politik dan Pemerintahan angkatan 2012. Sebab menurutnya, dari kampungnya di Ketapang, Kalimantan Barat, dialah orang kedua yang berhasil menembus ketatnya persaingan ujian masuk UGM. Orang pertama masuk UGM 20 tahun lalu.