Langsung ke konten utama

Kalah di Pimnas, UGM Berbenah


Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) XXV kembali digelar di kampus UMY pada 9-12 Juli. Dalam Pimnas kali ini, UGM mengirimkan 27 tim yang mewakili tiap kategori PKM  kecuali PKM-GT. Berbeda dengan Pimnas dua tahun sebelumnya, UGM tidak mampu membawa pulang medali emas  dan harus puas duduk di peringkat sembilan. Pimnas sendiri merupakan acara puncak tahunan dari kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang terdiri dari PKM-Teknologi (PKM-T), PKM-Penelitian (PKM-P), PKM-Pengabdian Masyarakat (PKM-M), PKM- Kewirausahaan (PKM-K), PKM-Karya Cipta (PKM-KC), PKM-Artikel Ilmiah (PKM-AI), dan PKM-Gagasan Tertulis (PKM-GT).
Tahun ini, UGM mengirimkan 1404 proposal kepada Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti). Dari jumlah proposal tersebut, terdapat 476 buah yang didanai oleh Dikti. Setelah melalui tahap pengawasan dan evaluasi, jumlah proposal yang berhasil lolos hanya 27 buah. Padahal di Pimnas tahun 2010 UGM mengirimkan 34 tim kemudian meningkat pada 2011 menjadi 39 tim. “Kuantitas dalam kontingen UGM cukup membuat kendur mental para peserta,” tutur Ghifari Yuristiadhi, pendamping Kontingen UGM.
Banyaknya proposal yang ikut Pimnas pun mempengaruhi komposisi di setiap kategori PKM yang dilombakan. Misalnya, ada 49 proposal PKM-KC yang didanai tetapi setelah melalui tahap pengawasan dan evaluasi hanya ada satu yang lolos. “Hal ini membuat peluang UGM untuk menang di masing-masing kategori menjadi berkurang,” ujar Imron Rosadi Surya, peserta Pimnas XXV.
Ditambah lagi, waktu pengumuman lolos Pimnas berbarengan dengan pelaksanaan UAS. “Fokus peserta menjadi terpecah karena tidak mungkin meninggalkan UAS sehingga pembinaan dilakukan pada akhir pekan selama tiga minggu,” kata Imron. Namun, pembinaan itu rupanya tidak cukup efektif sehingga UGM tidak bisa mempertahankan gelar juara umum Pimnas. Berdasarkan pengalaman Ghifari yang mengikuti Pimnas pada tahun 2010 dan 2011, pengumuman Pimnas dilakukan saat libur semester genap. Ia juga menuturkan, terdapat pemusatan latihan selama tiga hari di Kaliurang yang mempererat keterikatan antar tim.
Drs. Haryanto, M.Si selaku Direktur Kemahasiswaan UGM menuturkan perbaikan sistem internal perlu dilakukan agar prestasi UGM di Pimnas membaik. Hal ini penting diusahakan supaya kualitas dan kuantitas mahasiswa yang mengikuti Pimnas meningkat. Dari segi kualitas, mekanisme pengiriman proposal ke Dikti harus melewati penyaringan dari tingkat jurusan sampai universitas. Sedangkan sisi kuantitas dapat diperbaiki dengan cara memfungsikan kembali kelompok studi ilmiah di fakultas masing-masing sehingga aktivitas pengkaderan dapat berlangsung. “UGM perlu berbenah. Harus ada perubahan sistem mulai dari tingkat jurusan hingga universitas,” imbuh Haryanto.
Di samping itu, selama ini aktivitas kemahasiswaan seperti Pimnas mendapat kendala dari bagian akademik. Untuk mengatasinya, kini rektor mengangkat wakil rektor bidang akademik dan kemahasiswaan. “Penyatuan ini membuat muara kebijakan akademik dan kemahasiswaan menjadi satu. Langkah ini ditempuh dengan harapan supaya memudahkan mahasiswa dalam berkegiatan,” kata Haryanto. Ia juga berharap fakultas mengikuti kebijakan ini mengingat pergantian dekan dan wakil dekan berlangsung beberapa bulan ke depan. [Nindias Nur Kalika, Linggar Arum Sarasati]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seleksi Asisten Editor Kompas-Gramedia: Tahap I

Selesai seleksi di Bisnis Indonesia, aku pulang ke Jogja hari Selasa keesokan harinya. Lagi-lagi, aku nebeng untuk pulang. Jadi, aku pulang ke Jogja motoran. Sudah agak lama nggak menempuh Jogja-Ungaran motoran, lumayan pegel juga ternyata. Apalagi sehari sebelumnya cukup ngos-ngosan juga, motoran Semarang-Ungaran bolak-balik, liputan, menulis 4 tulisan dalam waktu nggak sampai 3 jam. Ditambah lagi, perjalanan Ungaran-Jogja selama 3 jam di atas motor. Semua itu cukup membuatku lelah dan langsung tidur sesampainya di Jogja. Bangun dari tidur ada sms dari HotNews. Yang kuabaikan, halah paling sms gaje gosip artis dari indosat. Pas ngecek email ternyata ada panggilan psikotes dan tes bidang dari Kompas-Gramedia untuk posisi asisten editor. HotNews itu ternyata dari KPG memberitahukan panggilan peikotes dan tes bidang. Terus terang aku kaget tapi seneng. Kaget karena tes akan diselenggarakan hari Kamis, tanggal 10 Agustus jam 8.00 di Jakarta. Kaget karena ada banyak berkas ...

[Travel] Berburu Senja di Anyer

Perjalanan ke Anyer dari Jakarta bisa dikatakan perjalanan jauh. Apalagi jika naik kendaraan umum, seperti kami. Bagiku, piknik ke Anyer ini adalah piknik paling simpel, paling tanpa fafifu langsung berangkat.  Dari atas Pantai Karang Bolong Kami berangkat Sabtu pagi, dari Jakarta, naik KRL dari stasiun Tanahabang hingga Rangkasbitung seharga 8000 rupiah. Beberapa blog bercerita kalau ada kereta lokal Tanahabang-Merak namun menurut petugas di Stasiun Tanahabang sudah tidak ada KA Lokal tersebut. Perjalanan Stasiun Tanahabang-Rangkasbitung sekitar 2 jam. Sesampainya di Rangkasbitung, lanjut KA Lokal Rangkasbitung-Merak, harga tiketnya 3000 rupiah saja. Nah, untuk ke Anyer, paling enak turun di stasiun kecil bernama Krenceng. Perjalanan Rangkasbitung-Krenceng juga sekitar 2 jam. Jadwal keretanya silakan googling saja. Angkot silver Krenceng-Labuan PP Sesampainya di Stasiun Krenceng, keluar lalu naik angkot silver tujuan Labuan. Pantai-pantai di Anyer bisa dijangkau ...

Ringkasan Perpindahan-perpindahan di Tahun 2017

Tahun 2017, secara garis besar masih sama seperti tahun lalu. Temanya masih pindah. Kalau tahun lalu, perpindahan dimulai dari resign dari pekerjaan parttime di awal tahun. Lalu, pindah dari status mahasiswa jadi pengangguran lalu jadi pekerja. Pindah-pindah dari satu freelance satu ke freelance yang lain. Hingga di akhir tahun, dapat perkerjaan yang bikin jalan-jalan ke 5 kabupaten selama sekitar 3 bulan. Awal tahun, punya pekerjaan baru. Pindah habitat, dari Jogja ke Jakarta. Beradaptasi hingga akhirnya harus berdamai pada banyak sekali hal baru. Berdamai hidup sendiri. Berdamai dengan lingkungan baru yang sama sekali asing. Dan mungkin yang paling berat, berdamai dengan masalah-masalah baru yang sebelumnya seakan tidak pernah ada. Pindah dari Jogja ke Jakarta adalah satu hal. Pindah dari sekamar sendiri jadi sekamar kos berdua adalah hal lain. Lalu pindah ke kontrakan dengan 4 orang di dalamnya adalah hal yang lain lagi. Soal kerjaan, meski ada di satu perusahaan yang sama...