Langsung ke konten utama

Seleksi Asisten Editor Kompas-Gramedia: Tahap I




Selesai seleksi di Bisnis Indonesia, aku pulang ke Jogja hari Selasa keesokan harinya. Lagi-lagi, aku nebeng untuk pulang. Jadi, aku pulang ke Jogja motoran. Sudah agak lama nggak menempuh Jogja-Ungaran motoran, lumayan pegel juga ternyata. Apalagi sehari sebelumnya cukup ngos-ngosan juga, motoran Semarang-Ungaran bolak-balik, liputan, menulis 4 tulisan dalam waktu nggak sampai 3 jam. Ditambah lagi, perjalanan Ungaran-Jogja selama 3 jam di atas motor. Semua itu cukup membuatku lelah dan langsung tidur sesampainya di Jogja.

Bangun dari tidur ada sms dari HotNews. Yang kuabaikan, halah paling sms gaje gosip artis dari indosat. Pas ngecek email ternyata ada panggilan psikotes dan tes bidang dari Kompas-Gramedia untuk posisi asisten editor. HotNews itu ternyata dari KPG memberitahukan panggilan peikotes dan tes bidang. Terus terang aku kaget tapi seneng. Kaget karena tes akan diselenggarakan hari Kamis, tanggal 10 Agustus jam 8.00 di Jakarta. Kaget karena ada banyak berkas yang aku belum punya. Kaget karena aku dapet follow up dari Kompas-Gramedia setelah sekian lama lamaran kukirim, aku bahkan lupa kapan ngirim aplikasi. Tapi seneng, seneng banget.

Berkas yang aku nggak punya ada 3, legalisir ijazah dan transkrip, NPWP, dan rekening BCA. Yang pertama, murni kedodolanku sih, lulus dari Mei, niat nyari kerja kok nggak ngelegalisir ijazah dan transkrip. Untungnya, dengan sedikit bujuk rayu dan memasang muka melas aku bisa meyakinkan bagian akademik untuk menyelesaikan legalisiranku siang itu juga. Sementara NPWP aku berniat ngurus setelah balik dari Jakarta karena jauh banget rutenya rumah-UGM-pajak pratama Bantul-UGM-rumah. Ngeman badan. Lagian di email disebut bila ada berkas yang belum bisa dibawa bisa disertakan pada proses selanjutnya. Rekening BCA niatnya mau tak urus sekalian tapi karena besarnya nominal untuk buka rekening dan aku nggak bawa uang jadi belum kubuka L

Urusan berkas aja udah bikin ngos-ngosan ya. Belum lagi soal ke Jakartanya. Aku terus terang buta Jakarta, ndak pernah iseng-iseng dolan Jakarta. Ya, aku emang mainnya kurang jauh. Panik banget rasanya mau nyari tiket doang. Belum lagi akomodasi selama di sana. Tapi alhamdulillah, Allah Maha Baik lah, ada anak temennya Bapak yang bersedia nampung aku selama di Jakarta. Bahkan nggak cuma nampung tapi juga, ngerawat aku haha.

Duh prolognya terlalu panjang. Eh tapi bentar sebelum aku cerita inti tesnya aku kayaknya perlu ngasih tips masuk ke Gedung Assesment Center Kompas, Jl. Palmerah Selatan ya. Jadi masuknya lewat Gedung Kompas di Jl. Palmerah Barat, deket Pasar Palmerah terus masuk aja bilang pak satpam nanti diarahin ke belakang. Jangan turun dari motor ya, masih agak jauh soalnya. Kalau angkutan umum yang lewat situ M 09 dan M 11, warna biru. Tapi kalau naik angkot ya masuknya jalan lumayan lah.

Sekarang tesnya. Psikotesnya ini lumayan banyak soal dan jenisnya, berlangsung selama sekitar 3 jam. Di psikotes ini, mulai dari aspek bahasa, logika matematika dan juga kemampuan spasial diuji. Kalau aku yang zonk di spasial. Kalau matematika mungkin karena udah lama nggak berteman dengan angka-angka, jadi lemot mikirnya. Selain itu ada juga tes koran tapi namanya bukan paulin. Kalau paulin kan menjumlahkan angkanya daari atas, terus nanti si tester bilang stop terus kita tandain gitu kan. Aku dulu gitu sih pas tes buat paragon. Nah kalau ini tesnya dimulai dari bawah, setelah beberapa lama tester akan bilang pindah dan kita harus pindah ke kolom selanjutnya, sampai dia bilang stop.  

Untuk posisi asisten editor, ada tes bidang setelah psikotes. Tes bidangnya dimulai pukul 13.00 di gedung HR. Pastikan nuker identitas dulu ya karena beda gedung beda tanda pengenal, parahnya lagi kalau lupa nuker jalannya jauh dan panas L wkwkwk. Tes bidangnya ada lima soal. Pertama, penyuntingan, ya iyalah kan mau jadi editor. Ini paling yang perlu dipelajari batasan sampai mana editor boleh ngubah teks ya. Soalnya, kemarin aku pengen ngubah judul tapi nggak berani karena nggak yakin itu boleh apa nggak hahaha. Setelah itu ada dua teks pendek untuk diterjemahkan. Nomor empat, kamu diminta menuliskan topik-topik yang sedang hangat. Nomor lima, membuat tulisan berdasarkan gambar gitu.

Setelah tahap ini masih ada interview HR dan user, nego gaji, medical test baru deh hiring. A long way to go, bismillah ajah. Semoga bocoran ini berguna biar nggak deg-deg ser banget kalau dapet panggilan untuk posisi asisten editor ya. Doakan juga semoga aku segera mendapatkan pekerjaan/jalan rezeki yang terbaik J

Jangan lupa sarapan dan bawa minum ya!




Komentar

  1. Mbak, izin untuk bertanya ya. Pada saat tes bidang ini, ada bagian menerjemahkan, apakah perlu membawa kamus sendiri atau sudah disediakan oleh Gramedia? Lalu apakah tesnya pada saat menjawab, ditulis di kertas atau menggunakan komputer?
    Terimakasih mbak.

    BalasHapus
  2. Halo Mbak/Mas, untuk kamus bawa sendiri, di email pemberitahuan pihak Gramedia minta kita bawa kamus, boleh digital boleh konvensional. Jawaban dari tes ditulis di kertas jadi tulis tangan gitu. Semoga membantu ya, terima kasih sudah mampir :)

    BalasHapus
  3. Halo,mau tanya kalo pas nuker identitas,nukernya di mananya? thank you

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Vinindia Putri, saat tes tertulis kamu akan menitipkan kartu identitas(KTP/SIM) untuk diganti dengan ID tamu di lobby, setelah kamu meninggalkan gedung ini tuker lagi ID tamu kamu. Pas pindah gedung, tuker lagi di security gedung yg untuk wawancara. Semoga menjawab ya, thanks sudah mampir ya :)

      Hapus
    2. Oke,makasih banyak ya mbak.saya kamis juga ada panggilan assetor juga. Mbak sekarang sudah kerja di Gramedia kah?

      Hapus
  4. Maaf mbak mau tanya, jarak dari mbak menerima email untuk psikotes dengan waktu tes.nya berapa lama ya? Terimakasih sebelumnya. Artikelnya sangat membantu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mbak Riza, sorry for very late response. Seingetku, aku terima email Selasa kemudian tes pada Hari Kamis, jadi jaraknya sehari saja. Terima kasih ya sudah mampir.

      Hapus
  5. Gimana mbak hasilnya sudah lolos kah jadi editornya??

    Bagi evaluasi dan tipsnya donk..coz lusa saya juga dpt panggilan.. Trims.

    BalasHapus
  6. selamat siang mba, mau nanya. kalo buat posisi junior auditor ada tes bidangnya juga ? kalo ada, tipe soalnya pilihan ganda atau essay ? makasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo mbak lisa, maaf ya baru merespon. Saya hanya pernah melamar dan ikut tes untuk posisi asisten editor jadi mohon maaf tidak bisa membantu menjawab pertanyaan mbak.

      Hapus
  7. mbak maaf boleh minta email?ada yang saya ingin tanyakan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halooo mbak/mas, mohon maaf telat merespon. Silakan email saya di linggararum@gmail.com ya, semoga saya bisa bantu :)

      Hapus
    2. Halo mbak, saya mau tanya beberapa hal:
      1. Pakaian yang dipakai formal atau casual ?
      2. Apakah dalam email balasan dari Gramedia diberikan juga jadwal tesnya (seperti jam dan lokasi tesnya?)

      Terimakasih sebelumnya ;)

      Hapus
    3. Halo Mbak/Mas, maafkan ya komentarnya kelewat sehingga baru sempat balas.
      1. pakaian formal
      2. iya, pada email informasinya lengkap kok, jam, lokasi, apa saja yang perlu dibawa juga ada.
      Sukses ya, tes di KPG :)

      Hapus
  8. Halo, mbak. Terima kasih sudah berbagi ceritanya ^_^ Btw, waktu itu mbak apply lowongan asisten editor nya di mana? Apakah mbak mengirimkan lamaran secara langsung ke email resmi KG atau gmn? Saya juga kbetulan apply asisten editor KG via Kalibrr (karena dapet info lowongannya di Kalibrr jg), kira-kira dapet follow up nya berapa lama dr jarak nglamar ya? Terima kasih..

    BalasHapus
  9. Halo, mbak. Terima kasih sudah berbagi ceritanya ^_^ Btw, waktu itu mbak apply lowongan asisten editor nya di mana? Apakah mbak mengirimkan lamaran secara langsung ke email resmi KG atau gmn? Saya juga kbetulan apply asisten editor KG via Kalibrr (karena dapet info lowongannya di Kalibrr jg), kira-kira dapet follow up nya berapa lama dr jarak nglamar ya? Terima kasih..

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir dan berkenan membaca hingga sini. Silakan tinggalkan komentar :)

Postingan populer dari blog ini

[Travel] Berburu Senja di Anyer

Perjalanan ke Anyer dari Jakarta bisa dikatakan perjalanan jauh. Apalagi jika naik kendaraan umum, seperti kami. Bagiku, piknik ke Anyer ini adalah piknik paling simpel, paling tanpa fafifu langsung berangkat.  Dari atas Pantai Karang Bolong Kami berangkat Sabtu pagi, dari Jakarta, naik KRL dari stasiun Tanahabang hingga Rangkasbitung seharga 8000 rupiah. Beberapa blog bercerita kalau ada kereta lokal Tanahabang-Merak namun menurut petugas di Stasiun Tanahabang sudah tidak ada KA Lokal tersebut. Perjalanan Stasiun Tanahabang-Rangkasbitung sekitar 2 jam. Sesampainya di Rangkasbitung, lanjut KA Lokal Rangkasbitung-Merak, harga tiketnya 3000 rupiah saja. Nah, untuk ke Anyer, paling enak turun di stasiun kecil bernama Krenceng. Perjalanan Rangkasbitung-Krenceng juga sekitar 2 jam. Jadwal keretanya silakan googling saja. Angkot silver Krenceng-Labuan PP Sesampainya di Stasiun Krenceng, keluar lalu naik angkot silver tujuan Labuan. Pantai-pantai di Anyer bisa dijangkau deng

Angka-angka dan pencapaian

Photo by Kiki Siepel on Unsplash Ide tulisan ini awalnya terinspirasi dari Mbak Puty dan postingan Ko Edward .   Membaca kedua tulisan itu, membuatku berefleksi pada hubunganku dan angka-angka serta pencapaian.   Aku, jujur aja takut sekali dengan parameter kesuksesan berupa angka. Si anak marketing yang takut melihat target angka. Sebuah ironi yang tidak pada tempatnya.   Hal itu bukan hanya target terkait pekerjaan namun juga terkait dengan kehidupan personal. Aku takut melihat angka di timbangan, tidak pernah berani mematok ingin memiliki berapa banyak penghasilan, tidak berani menarget angka yang terlalu besar untuk tabungan, tidak berani mematok target tanggal pernikahan meskipun membaca banyak testimoni yang bilang sukses menerapkan strategi ini ahahaha (iya, menikah masih jadi salah satu hal dalam bucket list -ku). Dan daftarnya bisa kuteruskan panjang sekali tapi nggak perlu, karena too much information dan akan jadi kalimat yang terlalu panjang.   Tapi hidup