--untuk N dan R
Kita sudah memulainya sebelum
ingatan kita dihidupkan. Sama-sama tumbuh sebagai anak-anak, remaja, hingga
kini (hampir) dewasa secara usia. Singkatnya, kita menikmati hidup bersama-sama
hampir sepanjang usia kita, tanpa benar-benar menghitung berapa lama usia
pertemanan kita.
Bersama kalian, aku tidak
mengutuk masa lalu. Meski di sana, tertinggal luka, amarah, benci, namun
merekalah yang menguatkanku hingga kini. Toh memang begitu. Dan syukurlah, aku
masih dikaruniai ikhlas memaafkan ala anak-anak. Aku memulai semuanya. Belajar
melupakan, belajar berdamai, dan belajar tetap tegak berjalan meskia aku selalu
kalah dalam semua permainan kanak-kanak itu. Mulai petak umpet, gobak, sodor,
lompat tali, hingga sekongan. Kemewahan dunia anak-anak yang mungkin kini sudah
langka.
Apakah kalian masih ingat, jika
kita berangkat TPA dan janjian bawa uang saku berapa? Kadang dua ratus, tiga
ratus, lima ratus atau sekedar sebungkus mie instan yang tidak sehat dan banyak
msgnya itu. Ah, kanak-kanak. Kita hanya peduli pada kebahagiaan dan sepertinya
tidak sekali pun menganggap hidup adalah beban yang mesti ditanggung. Dan kini,
sudah tiba masanya, kita yang berbagi ilmu membaca a-ba-ta itu pada adik-adik.
Sesekali, di waktu keinsyafan ilmu mesti dibagi itu hadir. Karena kita, orang
dewasa kadang terlalu sibuk dengan diri sendiri dan lupa bahwa hidup kita
adalah bagian sistem semesta. Aduh, maafkan aku mulai melantur, meracau, kacau.
Bersama kalian, aku mensyukuri
masa lalu. Dan berjalan menuju masa depan dengan menggandeng mesra masa lalu,
berdamai dengan mereka. Dengan begitu, aku bisa menertawakan diri atas
kebodohan, kelemahan, dan ketakutan. Juga, mengangkat kepala atas kekuatanku
bertahan atau atas nikmat Tuhan yang sungguh, tidak pernah bisa aku dustakan.
Sedayu, 21 Mei 2014
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir dan berkenan membaca hingga sini. Silakan tinggalkan komentar :)