Ilustrasi sepi. Adam Jang via Unsplash. Sepasang muda-mudi datang ke kedai kopi sore itu. Setelah memarkirkan motornya, mereka terus masuk untuk memesan kopi. Lalu memilih duduk berhadapan tak jauh dari perdu markisa yang sulurnya menjuntai. Di belakang sang lelaki, ada seorang lelaki dan perempuan berambut pirang nampak serius membicarakan proyek penelitian mereka. Samar-samar terdengar mereka membahas salah satu lokalisasi paling terkenal di Jogja, Sarkem. Gang sempit penuh tempat karaoke, botol bir berjajar dan mindring berlalu-lalang. Tak lama kemudian, kopi pesanan mereka tiba. “Jadi gimana, kamu kerasan?” “Hahaha. Gimana aku bisa nggak kerasan tinggal di Jogja,” jawab sang lelaki. “Kenapa kamu ke Jogja?” “Sekolah kan, apa lagi?” sungutnya tak mau kalah. “Memangnya di sana tak ada sekolah untukmu?” “Aku tadi pasti hanya sedang bermimpi untuk bisa mengalahkanmu berkata-kata ya. Baiklah. Sebenarnya aku ke Jogja untuk memulai beberapa hal yang baru.” “P...