Tulisan ini utamanya ingin membalas ucapan terima kasih dari Dias karena sesungguhnya aku sama sekali tidak berhak atas ucapan terima kasih itu. Sejak perkenalan dan pertemanan kami selama lima tahun ini rasanya akulah yang selalu merepotkan Dias dengan banyak sekali permintaan tolong. Mulai dari sms dan chat menanyakan jalan dan lokasi-lokasi zaman masih liputan, mengantar ke beberapa tempat, mengganggu dengan sms tengah malam karena laptop hang, mengganggu tengah malam dengan cerita-cerita random dan keluhan-keluhan, meminta banyak saran soal kuliah dan kerjaan-kerjaan, kadang minta proyekan kalau pas dompet tipis, dan mungkin yang paling penting dalam proses kelulusanku, Diaslah yang mengantarku surup-surup ke Kalasan untuk mendapatkan tanda tangan terakhir di lembar pengesahan di H-2 pengumpulan berkas wisuda. Ditambah lagi, semangat-semangat “wis to, mesti iso,” tiap kali aku tanya “aku iso wisuda mei ra ya yas?” dan penghiburan berupa supply drama-drama korea kece selama m...